ARLAS

ARLAS
UMAMIT

Selasa, 03 Mei 2011

FATIMAH AZ-ZAHRA, UMMU ABIHA

Fathimah rha. adalah Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Dia adalah puteri yang mulia dari pemimpin para makhluq, Rasulullah SAW, Abil Qasim, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Dia juga digelari Al-Batuul, yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan nasab. Fathimah rha.lebih muda dari Zainab, isteri Abil Ash bin Rabi' dan Ruqayyah, isteri Utsman bin Affan. Juga dia lebih muda dari Ummu Kul- tsum. Dia adalah anak yang paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda: "Fathimah rha.adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku." (Ibnul Abdil Barr dalam Al-Istii'aab).
Sesungguhnya dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghuni syurga yang paling utama, puteri kekasih Robbil'aalamiin, dan ibu dari Al-Hasan dan Al-Husein. Az-Zubair bin Bukar berkata :"Keturunan Zainab telah tiada dan telah sah riwayat, bahwa Rasulullah SAW menyelimuti Fathimah rha. dan suaminya serta kedua puteranya dengan pakaian seraya berkata : "Ya, Allah, mereka ini adalah ahli baitku. Maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.” ["Siyar A'laamin Nubala', juz 2, hal 88]

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Datang Fathimah rha. kepada Nabi SAW meminta pelayan kepadanya. Maka Nabi SAW bersabda kepadanya : "Ucapkanlah: "Wahai Allah, Tuhan pemilik bumi dan Arsy yang agung. Wahai, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu yang menurunkan Taurat, Injil dan Furqan, yang membelah biji dan benih. Aku berlindung kepada- Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau kuasai nyawanya. Engkau- lah awal dan tiada sesuatu sebelum-Mu. Engkau-lah yang akhir dan tiada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang batin dan tiada sesuatu di bawah- Mu. Lunaskanlah utangku dan cukupkan aku dari kekurangan." (HR.Tirmidzi)

Inilah Fathimah rha. binti Muhammad SAW yang melayani diri sendiri dan menanggung berbagai beban rumahnya. Thabrani menceritakan, bahwa ketika kaum Musyrikin telah meninggalkan medan perang Uhud, wanita- wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin. Di antara mereka yang keluar terdapat Fathimah. Ketika bertemu Nabi SAW, Fathimah rha. memeluk dan mencuci luka-lukanya dengan air, sehingga darah semakin banyak yang keluar. Tatkala Fathimah rha. melihat hal itu, dia mengambil sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada luka itu sehingga melekat dan darahnya berhenti keluar." (HR. Syaikha dan Tirmidzi)

Dalam kancah pertarungan tampaklah peranan puteri Muslim supaya menjadi teladan yang baik bagi pemudi Muslim masa kini. Pemimpin wanita penghuni Syurga Fathimah Az-Zahra', puteri Nabi SAW, di tengah-tengah pertempuran tidak berada dalam sebuah panggung yang besar, tetapi bekerja di antara tikaman-tikaman tombak dan pukulan- pukulan pedang serta hujan anak panah yang menimpa kaum Muslimin untuk menyampaikan makanan, obat dan air bagi para prajurit. Inilah gambaran lain dari puteri sebaik-baik makhluk yang kami persembahkan kepada para pengantin masa kini yang membebani para suami dengan tugas yang tidak dapat dipenuhi.

Ali r.a. berkata : "Aku menikahi Fathimah, sementara kami tidak mempunyai alas tidur selain kulit domba untuk kami tiduri di waktu malam dan kami letakkan di atas unta untuk mengambil air di siang hari. Kami tidak mempunyai pembantu selain unta itu." Ketika Rasulullah SAW menikahkannya (Fathimah), beliau mengirimkannya (unta itu) bersama satu lembar kain dan bantal kulit berisi ijuk dan dua alat penggiling gandum, sebuah timba dan dua kendi. Fathimah rha. menggunakan alat penggiling gandum itu hingga melecetkan tangannya dan memikul qirbah (tempat air dari kulit) berisi air hingga berbekas pada dadanya. Dia menyapu rumah hingga berdebu bajunya dan menyalakan api di bawah panci hingga mengotorinya juga. Inilah dia, Az-Zahra', ibu kedua cucu Rasulullah SAW : Al-Hasan dan Al-Husein. Fathimah rha. selalu berada di sampingnya, maka tidaklah mengherankan bila dia meninggalkan bekas yang paling indah di dalam hatinya yang penyayang. Dunia selalu mengingat Fathimah rha.,  "ibu ayahnya, Muhammad", Al- Batuul (yang mencurahkan perhatiannya pada ibadah), Az-Zahra' (yang cemerlang), Ath-Thahirah (yang suci), yang taat beribadah dan menjauhi keduniaan. Setiap merasa lapar, dia selalu sujud, dan setiap merasa payah, dia selalu berdzikir.

Imam Muslim menceritakan kepada kita tentang keutamaan-keutamaannya dan meriwayatkan dari Aisyah' r.a. dia berkata : "Pernah isteri-isteri Nabi SAW berkumpul di tempat Nabi SAW. Lalu datang Fathimah rha. sambil berjalan, sedang jalannya mirip dengan jalan Rasulullah SAW. Ketika Nabi SAW melihatnya, beliau menyambutnya seraya berkata : "Selamat datang, puteriku." Kemudian beliau mendudukkannya di sebelah kanan atau kirinya. Lalu dia berbisik kepadanya. Maka Fathimah rha. menangis dengan suara keras. Ketika melihat kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk kedua kalinya, maka Fathimah rha. tersenyum. Setelah itu aku berkata kepada Fathimah rha.: “Rasulullah SAW telah berbisik kepadamu secara khusus di antara isteri-isterinya, kemudian engkau menangis!" Ketika Nabi SAW pergi, aku bertanya kepadanya : "Apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu?" Fathimah rha. menjawab : "Aku tidak akan menyiarkan rahasia Rasul Allah SAW." Aisyah berkata : "Ketika Rasulullah SAW wafat, aku berkata kepadanya : "Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu itu ?" Fathimah rha. pun menjawab : "Adapun sekarang, maka baiklah. Ketika berbisik pertama kali kepadaku, beliau mengabarkan kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa bacaannya terhadap Al Qur'an sekali dalam setahun, dan sekarang dia memerika bacaannya dua kali. Maka, kulihat ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului-mu." Fathimah rha. berkata : "Maka aku pun menangis sebagaimana yang engkau lihat itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi kepadaku, dan berkata: "Wahai, Fathimah, tidakkah engkau senang menjadi pemimpin wanita-wanita kaum Mu'min atau ummat ini ?". Fathimah rha. Berkata : "Maka aku pun tertawa seperti yang engkau lihat."

Inilah dia, Fathimah Az-Zahra'. Dia hidup dalam kesulitan, tetapi mulia dan terhormat. Dia telah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga berbekas pada tangannya. Dia mengangkut air dengan qirbah hingga berbekas pada dadanya. Dan dia menyapu rumahnya hingga berdebu bajunya. Ali r.a. telah membantunya dengan melakukan pekerjaan di luar. Dia berkata kepada ibunya, Fathimah binti Asad bin Hasyim: "Bantulah pekerjaan puteri Rasulullah SAW di luar dan mengambil air, sedangkan dia akan bekerja di dalam rumah, yaitu membuat adonan tepung, membuat roti dan menggiling gandum." Tatkala suaminya, Ali, mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi SAW, Ali berkata kepada Fathimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi kepada ayahmu dan meminta pelayan darinya." Kemudian Fathimah rha. datang kepada Nabi SAW. Maka beliau bertanya kepadanya : "Apa sebabnya engkau datang, wahai anakku?" Fathimah rha. menjawab: "Aku datang untuk memberi salam kepadamu." Fathimah rha. merasa malu untuk meminta kepadanya, lalu pulang. Keesokan harinya, Nabi SAW datang kepadanya, lalu bertanya: "Apakah keperluanmu?" Fathimah rha. diam. Ali r.a. lalu berkata: "Aku akan menceritakannya kepada Anda, wahai Rasululllah. Fathimah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa membantunya guna meringankan bebannya." Kemudian Nabi SAW bersabda: "Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan kelaparan. Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba sahaya itu dan uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka." Maka kedua orang itu pulang. Kemudian Nabi SAW datang kepada mereka ketika keduanya telah memasuki selimutnya. Apabila keduanya menutupi kepala, tampak kaki-kaki mereka, dan apabila menutupi kaki, tampak kepala-kepala mereka. Kemudian mereka berdiri. Nabi SAW bersabda: "Tetaplah di tempat tidur kalian. Maukah kuberitahukan kepada kalian yang lebih baik daripada apa yang kalian minta dariku ?" Keduanya menjawab: "Iya." Nabi SAW bersabda: "Kata-kata yang diajarkan Jibril kepadaku, yaitu hendaklah kalian mengucapkan: Subhanallah setiap selesai shalat 10 kali, Alhamdulillaah 10 kali dan Allahu Akbar 10 kali. Apabila kalian hendak tidur, ucapkan Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan takbir (Allahu akbar) 33 kali."

Dalam mendidik kedua anaknya, Fathimah rha. memberi contoh : Adalah Fathimah rha. menimang-nimang anaknya, Al-Husain seraya melagukan: "Anakku ini mirip Nabi, tidak mirip dengan Ali." Dia memberikan contoh kepada kita saat ayahandanya wafat. Ketika ayahnya menjelang wafat dan sakitnya bertambah berat, Fathimah rha. berkata: "Aduh, susahnya Ayah!" Nabi SAW menjawab: "Tiada kesusahan atas Ayahanda sesudah hari ini." Tatkala ayahandanya wafat, Fathimah rha. berkata :
"Wahai, Ayah, dia telah memenuhi panggilan Tuhannya. Wahai, Ayah, di surga Firdaus tempat tinggalnya. Wahai, Ayah, kepada Jibril kami sampaikan beritanya."
Fathimah rha. telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi SAW. Di dalam Shahihain diriwayatkan satu hadits darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat Aisyah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud. Ibnul Jauzi berkata: "Kami tidak mengetahui seorang pun di antara puteri-puteri Rasulullah SAW yang lebih banyak meriwayatkan darinya selain Fathimah rha."

Imam Adz-Dzhabi telah meriwayatkan bahwa Fathimah rha. pernah mengeluh kepada Asma' binti Umais tentang tubuh yang kurus. Dia berkata :"Dapatkah engkau menutupi aku dengan sesuatu ?" Asma' menjawab :"Aku melihat orang Habasyah membuat usungan untuk wanita dan mengikatkan keranda pada kaki-kaki usungan." Maka Fathimah rha. menyuruh membuatkan keranda untuknya sebelum dia wafat. Fathimah rha. melihat keranda itu, maka dia berkata :"Kalian telah menutupi aku, semoga Allah menutupi aurat kalian." (Siyar A'laamin Nubala). Semacam itu juga dari Qutaibah bin Said dari Ummi Ja'far.

Ibnu Abdil Barr berkata: "Fathimah adalah orang pertama yang dimasukkan ke keranda pada masa Islam." Dia dimandikan oleh Ali dan Asma', sedang Asma' tidak mengizinkan seorang pun masuk. Ali r.a. berdiri di kuburnya dan berkata: “Setiap dua teman bertemu tentu akan berpisah dan semua yang di luar kematian adalah sedikit kehilangan satu demi satu adalah bukti bahwa teman itu tidak kekal Semoga Allah SWT meridhoinya. Dia telah memenuhi pendengaran, mata dan hati. Dia adalah 'ibu dari ayahnya', orang yang paling erat hubungannya dengan Nabi SAW dan paling menyayanginya.”

Ketika Nabi SAW terluka dalam Perang Uhud, dia keluar bersama wanita-wanita dari Madinah menyambutnya agar hatinya tenang. Ketika melihat luka-lukanya, Fathimah rha. langsung memeluknya. Dia mengusap darah darinya, kemudian mengambil air dan membasuh mukanya. Betapa indah situasi di mana hati Muhammad SAW berdenyut menunjukkan cinta dan sayang kepada puterinya itu. Seakan-akan kulihat Az-Zahra' a.s. berlinang air mata dan berdenyut hatinya dengan cinta dan kasih sayang. Selanjutnya, inilah dia, Az-Zahra', puteri Nabi SAW, puteri sang pemimpin. Dia memberi contoh ketika keluar bersama 14 orang wanita, di antara mereka terdapat Ummu Sulaim binti Milhan dan Aisyah Ummul Mu'minin rha. dan mengangkut air dalam sebuah qeribah dan bekal di atas punggungnya untuk memberi makan kaum Mu'minin yang sedang berperang menegakkan agama Allah SWT.

Tidak ada komentar: